The Byte Converter

Byte Kilobyte Megabyte Gigabyte

1 Byte = 8 Bit
1 Kilobyte = 1024 Bytes
1 Megabyte = 1048576 Bytes
1 Gigabyte = 1073741824 Bytes


The Byte Converter by Malte Philipp

Selasa, November 24, 2009

MENGAPA HARUS PANGAN LOKAL..??


Pangan lokal mengindikasikan bahwa pangan tersebut dapat tersedia di level masyarakat setempat dan tidak perlu mendatangkan dari luar.
Pangan yang berasal dari budidaya tanaman yang dilakukan setempat dan diolah menurut budaya setempat”
Pangan Lokal Lembata 029Tekad Pemerintah Propinsi NTT agar warga NTT mengkonsumsi bahan pangan lokal terus digaungkan. Warga diminta sehari dalam sepekan mengkonsumsi bahan pangan lokal, yang khas daerah. Tekad ini sekaligus juga hendak mengurangi ketergantungan warga terhadap beras. Sedangkan untuk kalangan pegawai pemerintah, agar setiap hari Kamis dapat mengkonsumsi pangan lokal.
Jagung BungaGubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam berbagai pernyataanya menyatakan: “Pemerintah mengajak warga mengkonsumsi pangan lokal, soalnya, selama ini masyarakat NTT menganggap beras sebagai primadona makanan. Padahal, daerah NTT bukan penghasil utama beras. Kenapa tidak mengkonsumsi bahan pangan yang ada seperti jagung, ubi, dan kacang-kacangan. Karena itu warga hendaknya mulai mengkonsumsi pangan lokal,”  Tekad ini juga dicanangkan di NTT Food Summit (Desa Egon 30/10/2008).
TumpengApakah kebijakan ini memang punya alasan yang kuat ataukah hanya kebijakan sesaat?Mengapa harus pangan lokal? Apa sich kelebihan pangan lokal dibandingkan pangan dari daerah lain atau import?
Kompas (1/9/2008) menulis, Indonesia sebagai negara agraris sudah masuk perangkap pangan negara maju dan kapitalisme global. Ini menunjukkan fakta tentang ketergantungn Indonesia terhadap bahan pangan impor.
Bagaimana dengan NTT? Pos Kupang  edisi October 2008 memberitakan, bahwa beras yang diimpor oleh Nusa Tenggara Timur jumlahnya mencapai puluhan ribu ton. Fakta ini berarti NTT memang telah bergantung sekali terhadap impor bahan pangan utama beras. Dengan kata lain ini menunjukkan ketahanan pangan “Beras” berada dalam kondisi rentan.
Apakah kondisi ini akan terus dibiarkan berlarut-larut? Padahal bukankah masih ada sumber pangan lokal di tangan masyarakat NTT sendiri? Sebutlah misalnya jagung, kacang-kacangan, ubi, rebok, sombu, koil (gaplek), kastela (labu kuning) dan masih banyak lagi yang lainnya.
Kupas SingkongSebenarnya mengkonsumsi pangan lokal ini sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu. Apalagi mereka yang tinggal di pedesaan. Mereka mengkonsumsi jagung sebagai pangan utama. Tetapi sejak munculnya kebijakan berasnisasi terjadilah perubahan pola komsumsi masyarakat. Terciptalah imej bahwa pangan yang bergengsi dan berklas adalah beras. Belum makan kalau belum makan nasi.
Tidak mudah memang untuk mengembalikan kebiasaan mengkonsumsi kembali pangan lokal. Banyak kendala yang akan dihadapi. Dapatlah kita perkirakan, paling tidak butuh waktu satu generasi atau lebih untuk mengubah pola konsumsi pangan penduduk. Dan tentu harus banyak pula upaya yang harus dilakukan.


Upaya-upaya lain yang dilakukan untuk membudayakan konsumsi pangan lokal


Di rana input produksi
Peningkatan kapasitas masyarakat menghasilkan input pertanian sendiri yang berwawasan lingkungan tanpa tergantung dari sumber luar, seperti pembuatan pupuk organik & pestisida organik, melalui pelatihan Pertanian Berwawasan Lingkungan.


Market Oriented
Peningkatan kapasitas masyarakat dalam memproduksi tanaman yang berorientasi pasar. Masyarakat petani tidak akan tergerak hatinya bila komoditi yang diproduksi hanya akan teronggok di ladang sampai membusuk, karena tidak ada pembeli, atau kalaupun laku harganya rendah. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas masyarakat memproduksi komoditi lokal berorientasi pasar, sekaligus mampu mengakses pasar. Untuk merespond kebutuhan ini sudah diagendakan pelatihan dalam waktu dekat.


Peningkatan Kapasitas Pengolahan Pangan Berbasis Bahan Lokal
Pengolahan pangan berbasis bahan lokal bila dilakukan dengan cermat dan telaten bisa menjadi bahan alternative makanan utama. Untuk mengolah dan menyajikan makanan berbahan lokal sehingga enak dari cita rasa dan menarik dari segi penampilan dibutuhkan keterampilan khusus.


Pangan Lokal masuk Kurikulum Sekolah
Memasukkan materi pangan lokal sebagai pelajaran tambahan di sekolah dasar. Mengubah pola konsumsi masyarakat itu membutuhkan waktu. Untuk itu bisa kita mulai dengan memasukkan materi pangan lokal ke dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar berbarengan dengan pemanfaatan kebun sekolah dan lahan pekarangan sebagai sumber pangan lokal.


Pentauladanan
Untuk kedepan, semua level masyarakat sangat dianjurkan memanfaatan pangan lokal sebagai bahan konsumsi. Sedangkan di level goverment sendiri sudah ada maklumat dari Gubernur NTT.


Sosialisasi Terus-menerus
Yang tidak kalah pentingnya adalah terus melakukan sosialisasi untuk mengkonsumsi pangan lokal.  


Sumber : http://agoesman120.wordpress.com/2009/10/25/%e2%80%98mengapa-harus-pangan-lokal/#more-320