Oleh: Godlim Panggabean
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk peternakan (daging, susu, telor) maka sejumlah program telah dirancang Ditjen Peternakan Departemen Pertanian. Yang ter-anyar adalah pencanangan Hari Susu Nusantara, sedangkan yang ter-lawas adalah swasembada daging. Agar sasaran ini bisa tercapai diperlukan pemberdayaan peternak melalui dukungan SDM tenaga penyuluh/pendamping.
Berbagai Program
Hari Susu Nasional – Menteri Pertanian Dr. Anton Apriyantono dengan SK No. 2182/Kpts/PD.420/5/2009 telah menetapkan setiap tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Nusantara. Pencanangannya telah dilakukan di Pusat Koperasi Industri Susu di Purwosari Kabupaten Pasuruan. Dengan pencanangan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya minum susu, peningkatan konsumsi susu per kapita masyarakat
Saat ini konsumsi susu di Indonesia baru 10 liter per kapita per tahun, masih jauh lebih rendah daripada negara Asia lainnya, seperti
Kalaupun masyarakat sudah gemar minum susu. Masih ada kendala karena peternak sapi perah dalam negeri-pun baru mampu memasok sekitar 26% dari total kebutuhan, atau sekitar 536,8 ribu ton per tahun, sisanya impor. Kalau kita tidak mampu meningkatkan produki susu dalam negeri ini, dan kampanye minum susu berhasil jangan-jangan kita malah membesarkan peternak Australia dan
Mengapa hal ini terjadi? Karena beberapa hal, antara lain pengelolaan peternakan sapi perah belum maksimal. Lokasi peternakan tidak tersebar. Sekitar 66% kebutuhan susu nasional masih disuplai oleh peternak sapi perah dari Jawa Timur. Peternakan sapi berada di lahan marginal, bukan lahan khusus peternakan. Skala peternakan kecil, rata-rata mempunyai dua atau tiga ekor sapi.
Padahal untuk mencapai untung minimal memiliki 10 ekor sapi. Tapi ada kabar baik, Mentan Anton Apriyantono sudah menjanjikan mulai tahun depan Pemerintah akan menyalurkan Bantuan Langsung Sapi (BLS) yang dananya telah disiapkan mencapai Rp. 250 miliar masih ada masalah lain yaitu pakan ternak. Sapi-sapi perah di Indonesia diberi pakan seadanya. Padahal, untuk menghasilkan susu berkualitas perlu pakan berkualitas. Belum lagi cara memerah susu masih tradisional hingga tak maksimal.
Rupa-rupanya masalah susu ini, bukan hanya urusannya Ditjen Peternakan. Sebab Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian juga punya program untuk mendorong penyediaan susu. Diperhitungkan pada tahun 2014 kebutuhannya sebesar 7,2 juta liter per hari. Sekarang ini baru 6,4 juta liter/hari. Maka dalam 5 tahun ini diharapkan tambahan sapi perah laktasi sekitar 100.000 ekor (atau tambahan sekitar 150.000 ekor).
(Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)
Sumber : http://www.sinartani.com/agriwacana/perlunya-dukungan-sdm-penyuluhan-menyukseskan-program-peternakan-1255937304.htm