Ia bersama rekan sesama pembudidaya ikan berinisiatif mendirikan kelompok itu dengan maksud membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Desa Panican Kecamatan Kemangkon Purbalingga. “Saya ingin Kelompok Mina Perwira menjadi wadah untuk masyarakat desa dalam belajar mengembangkan usaha perikanan,” kata Basuki kepada TROBOS baru-baru ini di Purbalingga.
Kelompok induk itu terdiri dari 6 sub kelompok yang masing-masing menjalankan jenis usaha sendiri. Sub kelompok tersebut yaitu Mina Rahayu (kelompok pengolahan hasil budidaya ikan), Mina Taruna (kelompok pembudidaya lele dan gurame), Mina Karya (kelompok usia muda antara 18 sampai 35 tahun), Karya Maju (kelompok pembuat pellet), Mina Raharja, dan Mina Jaya. Rata-rata masing-masing sub kelompok beranggotakan 25 orang.
Usaha budidaya yang jadi unggulan adalah budidaya ikan gurame. Selain itu ada juga budidaya lele dan nila. Produksi gurame dari desa ini sekitar 5 kuintal per minggu. tinggi. Untuk wilayah Purbalingga produksi gurame sekitar 3 ton/bulan dan lele bisa sampai 7 ton/bulan.
Proses budidaya yang dijalankan mulai dari pembenihan, pendederan, sampai pembesaran. Bahkan sekarang usaha berkembang sampai pengolahan dan pembuatan pakan ikan (pellet). Para anggota kelompok ikut mengembangkan usaha perikanan ada yang menjadi mata pencaharian utama, namun ada juga yang sebagai mata pencaharian sambilan.
Diakui Basuki dilaksanakannya Program Prasasti Mina di Desa Panican pada 2007 menjadi salah satu andil perkembangan usaha perikanan di sana. Program tersebut diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Penyuluh Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan (Pusbangluh DKP) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Purbalingga.
Kegiatan yang dilakukan melalui program ini antara lain pelatihan pembesaran budidaya ikan. Dilaksanakan pula studi banding melihat usaha budidaya gurame di Bogor dan Jawa Timur. Kendala yang dihadapi di desa ini yaitu kesulitan air saat musim kemarau, karena mengandalkan air irigasi “Kita mencontoh daerah-daerah yang sulit air namun tetap bisa menjalankan usaha budidaya gurame,” kata Basuki.
Lalu, lanjutnya ada juga bantuan pembuatan pompa air untuk sumber air budidaya perikanan. Bentuk pelatihan lainnya yaitu pengolahan ikan yang dilakukan oleh para wanita desa. Jenis ikan yang diolah antara lain lele, patin, dan mujair. Bentuk olahanannya macam-macam nugget, abon, dan sebagainya. “Pelatihan ini sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan harga ikan hasil budidaya,” kata Basuki.
Manfaat Program Prasati Mina juga dirasakan para pembudidaya ikan di Kabupaten Pati. Sejak tahun 2008 program ini dilaksanakan di Desa Talun, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Ketua Kelompok “ Mina Sejahtera “ di Desa Talu, Maksum, menilai, program ini mendorong perkembangan usaha budidaya ikan bandeng, bawal, patin, nila, mas, dan karper.
“Perkembangan pemanfaatan luasan budidaya ikan di desa benar-benar terlihat setelah ada program ini,” kata Maksum. Kegiatan usaha budiadaya perikanan semakin berkembang. Selain itu, sarana perikanan bertambah berupa jaringan irigasi dan pompanisasi kolam. Sekarang mulai berkembang wisata kolam pemancingan.
Lancarnya pelaksanaan Prasasti Mina di Purbalingga dan Pati tidak terlepas dari dari andil para penyuluh perikanan. “Melalui program ini peran penyuluh perikanan membimbing dan memotivasi masyarakat desa untuk mengembangkan usaha perikanan. Sangat bermanfaat bagi kami,” kata Basuki.
Sumber : http://www.trobos.com/